MENGIDENTIFIKASI PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM

ArtikelPercobaanPertumbuhandanPerkembanganTumbuhan
GERAK FOTOTROPISME PADA BAYAM SEBAGAI AKIBAT DARI AKTIVITAS HORMONE AUKSIN YANG DIPENGARUHI OLEH CAHAYA MATAHARI
Ahmad Rifai (14121620633), Ade Idrus Hariri (14121610752),
PusatLaboratorium MIPA
Tadris IPA Biologi
FakultasTarbiyahdanIlmuKeguruan, Institut Agama Islam NegeriSyekhNurjati Cirebon
2015
Abstrak
Pertumbuhan merupakan salah satu cirri dari makhluk hidup.  Pertumbuhan tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya yaitu cahaya, susu, kelembapan udara, air dan unsure hara tanah, dan kadar keasaman tanah. Pengaruh cahaya dapat menentukan arah pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan akan cenderung tumbuh kearah cahaya datang atau paling banyak cahaya. Pergerakan ujung pertumbuhan yang mengarah cahaya ini yang disebut gerak fototropisme. Tanaman bayam yang masih dalam pertumbuhan akan mengalami gerak fototropisme dimana ia akan tumbuh mengikuti arah cahaya datang. Pergerakan tanaman bayam terlihat pada ujung kuncup tanaman yang bengok. Salah satu hormone yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tumbuhan adalah hormone auksin. Hormone auksin ini biasanya terdapat pada ujung batang tumbuhan. Hormone auksin dapat rusak karena terkena cahaya matahari secara langsung. Ketidak seimbangan kadar hormone auksin pada setiap sisi batang akan menyebabkan pertumbbuhan yang tidak seimbang, sehingga dapat menyebabkan batang tidak lusrus (bengkok).
Keywords: Fototropisme, Bayam, Pengaruh cahaya, hormone auksin.
Pendahuluan
pertumbuhan adalah merupakan proses bertambahnya ukuran dari kecil hingga sampai dewasa yang sifatnya kuantitatif, artinya dapat kita ukur yang dapat dinyatakan dengan suatu bilangan (Kistinnah, et al. 200). Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif (Suwarno, 2009).
Perkembangan merupakan suatu proses untuk menuju atau mencapai kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif, artinya tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan (Kistinnah, et al, 2009). Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan (Suwarno, 2009).
Auksin merupakan senyawa asam asetat dengan gugusan indol dan derivat-derivatnya (Suwarno, 2009). Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar, dan pembentukan bunga yang berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan tumbuhan (Anonim, 2014).
Sifat hormone auksin sangat peka terhadap panas atau sinar. Auksin akan rusak dan berubah menjadi suatu zat yang justru akan menghambat terjadinya pembelahan selsel pada daerah pemanjangan batang, sehingga pertumbuhan sel-sel batang yang terkena sinar matahari akan menjadi lebih lambat dibandingkan dengan sel-sel jaringan pada sisi batang yang tidak terkena sinar matahari (Kistinnah, et al, 2009).
Tropisme adalah gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan. Tropisme positif adalah gerak yang arahnya mendekati rangsangan, sedangkan tropisme negatif adalah gerak yang arahnya menjauhi rangsangan (Anonim, 2014). Fototropisme merupakan gerak tropisme yang disebabkan oleh pengaruh rangsangan cahaya (Anonim, 2014).
Alat dan Metode
Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan percobaan ini adalah kardus, cutter, polibag, tanah, tanaman bayam yang masih muda. Adapun metode yang digunakan sebagai berikut:
1.      Bayam ditanam pada polibag hingga berusia beberapa hari
2.      Kardus lubangi di salah satu ujung permukaan atasnya
3.      Tanaman bayam ditarun ditempat yang terkena cahaya dan kemudian ditutupi kardus, posisikan tanaman bayam berseberangan dengan lubang yang telah dibuat pada kardus.
4.      Tanaman bayam dibiarkan tiga sampai lima hari sampai tanaman mengalami gerak fototaksis.
5.      Arah pembengkokan ujung tanaman diamati dan dicatat.
 
Hasil Pengamatan
Tanaman bayam yang telah diberikan treatment / perlakuan mengalami pembengkokan batang beberapa derajat kearah datangnya cahaya. Tanaman bayam memiliki daun yang berwarna hijau pudar dan berdaun agak lebar. Perhatikan gambar berikut:

Tanaman bayam sebelum di beri perlakuan.
Tanaman bayam setelah diberi perlakuan. Batang tanaman menjadi bengkok mengarah ke sumber cahaya matahari dating.

Pembahasan
Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa tanaman mengalami pertumbuhan yang dipengaruhi oleh cahaya. Cahaya yang difokuskan pada satu titik mengakibatkan pertumbuhan kuncup tanaman bayam mengarah ke titik datangnya cahaya. Pergerakan kuncup tanaman ini dinamakan gerak fototropisme. Tanaman bayam yang telah diberikan treatment / perlakuan mengalami pembengkokan batang beberapa derajat kearah datangnya cahaya. Tanaman bayam memiliki daun yang berwarna hijau pudar dan berdaun agak lebar.
Proses bergeraknya ujung tanaman bayam mengarah kea rah cahaya dating karena pada bagian batang yang terkena cahaya memiliki kandungan hormone auksin yang lebih sedikit disbanding engan bagian batan yang tidak terkena cahaya matahari secara langsung. Hal tersebut menyebebkan ketidak seimbangan hormone auksin pada kedua sisi batang, pada batang yang tidak terkena cahaya matahari pertumbuhannya lebih cepat dibanding pertumbuhan pada batang yang terkena cahaya matahari sehingga pertumbuhannya tidak seimbang. Hal tersebut yang menjadikan batang baying engkok kearah cahaya matahari.
Factor cahaya  dapat membuat kerja hormone auksin menjadi terhambat bahkan dapat merusak struktur hormone sehingga dapat menghambat pertumbuhan. Pada kasus ini, sisi tumbuhan yang terkena cahaya mengalami penurunan kadar auksin sedangkan sisi yang tidak terkena cahaya mengalami penumpukan auksin, sehinggapertumbuhan menjadi tidak seimbang, akibatnya tumbuhan menjadi bengok. Hal tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan tentang akibat aktivitas hormone auksin pada tumbuhan, yaitu auksin yang tidak terurai oleh cahaya dapat menimbulkan pertumbuhan yang cepat di tempat gelap atau disebut etiolasi. Auksin didominasi oleh senyawa golongan IAA (Indol Asetic Acid). Dalam konsentrasi sangat sedikit (10-5 M), auksin dapat memengaruhi tumbuhan, di antaranya: a) Menyebabkan pembengkokan batang. Ketidakseimbangan penyebaran auksin dibatang menyebabkan pemanjangan yang tidak seimbang. b) Merangsang perkembangan akar lateral dan akar liar. Hal tersebut bermanfaat untuk meningkatkan absorpsi terhadap air dan mineral. c) Merangsang pembelahan sel pembuluh cambium. Pembelahan sel cambium berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan pembuluh sekunder. Dan d) Meningkatkan perkembangan bunga dan buah.
Pergerakan tumbuhan yang terjadi yaitu pertumbuhan fototropisme dimana tumbuhan bergerak akibat adanya suatu rangsangan yang dalam hal ini adalah cahaya sehingga disebut fototropisme. Pergerakan ini tidak mengalami perpindahan tempat namun yang bergerak hanya sebagian tubuh tumbuhan saja. Daun yang menjadi pucat dan lebar akibat pertumbuhan yang terlalu cepat di ruang yang kekurangan cahaya.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya yaitu:
1.      Fototropisme merupakan pergerakan tumbuhan akibat rangsangan cahaya.
2.      Tanaman akan membengkok mengikuti arah datangnya cahaya akibat gerak fototropisme.
3.      Bengkoknya batang tanaman disebabkan oleh aktivitas hormone auksin pada kedua sisi batang yang tidak seimbang. Hormon auksin  adalah hormone yang dapat mempercepat laju pertumbuhan pada tumbuhan.
4.      Hormone auksin tidak tahan terhadap cahaya matahari secara langsung. Apabila hormone auksin terkena cahaya matahari secara langsung, maka hormone auksin tersebut akan mengalami kerusakan.

Referensi
Kistinnah, I, et al. 2009. Biologi 3: Makhluk Hidup dan Lingkungannya. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas
Anonim, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Gerak_tumbuhan. diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 15.44 WIB

Anonim. 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Hormon_Auksin. Diakses pada tanggal 7 April 2015 pukul 15.35 WIB

Komentar

Postingan Populer